Hadits Keduabelas:
Sifat Amanah Akan Hilang Sedikit Demi Sedikit
Dari Huzaifah bin Al-Yaman Ra... katanya:
Sifat Amanah Akan Hilang Sedikit Demi Sedikit
Dari Huzaifah bin Al-Yaman Ra... katanya:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah memberitahu kami dua buah Hadits (mengenai dua kejadian yang akan berlaku).
Yang pertama sudah saya lihat, sedangkan yang kedua saya menanti-nantikannya. Rasulullah Shallallahu‘Alaihi wa Sallam memberitahu bahwasanya sifat amanah itu turun ke dalam lubuk hati orang-orang tertentu.
Kemudian turunlah Al-Qur'an. Maka orang-orang itu lalu mengetahuinya melalui pedoman Al-Qur'an dan mengetahuinya melalui pedoman As-Sunnah.
Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; menceriterakan kepada kami tentang hilangnya amanah, lalu beliau bersabda,
"Seseorang itu tidur sekali tidur, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, kemudian tertinggallah bekasnya seperti bekas yang ringan saja. Kemudian ia tertidur pula, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti lepuh di tangan (menggelembung di tangan dari bekas bekerja berat seperti menggunakan kapak atau cangkul). Jadi seperti bara api yang kau gelindingkan dengan kakimu, kemudianmenggelembunglah ia dan engkau melihat ia meninggi, padahal tidak ada apa-apa."
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceriterakan Hadits ini beliau mengambil sebuah batu kerikil lalu menggelindingkannya dengan kakinya.
"Kemudian pagi-pagi (jadilah) orang banyak berjual beli, maka hampir saja tidak ada seorang pun yang mau menunaikan amanah, sampai dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di tempat tertentu) ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang banyak mengatakan, "Alangkah tekunnya bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tidak ada lagi keimanan sekalipun hanya seberat biji sawi. "
"Maka sesungguhnya telah sampai waktunya, saya pun tidak mempedulikan siapakah di antara kamu semua yang saya hendak bermubaya'ah (berjual beli). Jikalau ia seorang Islam, maka agamanyalah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya agamanyalah yang dapat menahannya dari khianat). Dan jikalau ia seorang Nashrani atau Yahudi, maka pihak yang bertugaslah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya jika dia seorang Nashrani atau Yahudi maka orang yang memegang kekuasaan/pemerintahlah yang dapat membantu aku untuk mendapatkan semua hak-milikku darinya.) Ada pun pada hari ini, saya tidak pernah berjual beli dengan kamu semua kecuali dengan Fulan dan Fulan (orang-orang tertentu saja)."
(HR.Bukhari Muslim)
Keterangan
Hadits ini menunjukkan, sifat amanah akan hilang secara berangsur-angsur dari kalangan kaum Muslimin, sehingga sampai suatu waktu nanti, orang yang dianggap baik untuk menjaga amanah pun telah khianat pula.
Begitulah gambaran masyarakat kita hari ini. Banyak di antara kita tertipu oleh seseorang yang kelihatannya bisa memikul amanah, tetapi sebenarnya ia adalah seorang penipu.
Yang pertama sudah saya lihat, sedangkan yang kedua saya menanti-nantikannya. Rasulullah Shallallahu‘Alaihi wa Sallam memberitahu bahwasanya sifat amanah itu turun ke dalam lubuk hati orang-orang tertentu.
Kemudian turunlah Al-Qur'an. Maka orang-orang itu lalu mengetahuinya melalui pedoman Al-Qur'an dan mengetahuinya melalui pedoman As-Sunnah.
Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; menceriterakan kepada kami tentang hilangnya amanah, lalu beliau bersabda,
"Seseorang itu tidur sekali tidur, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, kemudian tertinggallah bekasnya seperti bekas yang ringan saja. Kemudian ia tertidur pula, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti lepuh di tangan (menggelembung di tangan dari bekas bekerja berat seperti menggunakan kapak atau cangkul). Jadi seperti bara api yang kau gelindingkan dengan kakimu, kemudianmenggelembunglah ia dan engkau melihat ia meninggi, padahal tidak ada apa-apa."
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceriterakan Hadits ini beliau mengambil sebuah batu kerikil lalu menggelindingkannya dengan kakinya.
"Kemudian pagi-pagi (jadilah) orang banyak berjual beli, maka hampir saja tidak ada seorang pun yang mau menunaikan amanah, sampai dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di tempat tertentu) ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang banyak mengatakan, "Alangkah tekunnya bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tidak ada lagi keimanan sekalipun hanya seberat biji sawi. "
"Maka sesungguhnya telah sampai waktunya, saya pun tidak mempedulikan siapakah di antara kamu semua yang saya hendak bermubaya'ah (berjual beli). Jikalau ia seorang Islam, maka agamanyalah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya agamanyalah yang dapat menahannya dari khianat). Dan jikalau ia seorang Nashrani atau Yahudi, maka pihak yang bertugaslah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya jika dia seorang Nashrani atau Yahudi maka orang yang memegang kekuasaan/pemerintahlah yang dapat membantu aku untuk mendapatkan semua hak-milikku darinya.) Ada pun pada hari ini, saya tidak pernah berjual beli dengan kamu semua kecuali dengan Fulan dan Fulan (orang-orang tertentu saja)."
(HR.Bukhari Muslim)
Keterangan
Hadits ini menunjukkan, sifat amanah akan hilang secara berangsur-angsur dari kalangan kaum Muslimin, sehingga sampai suatu waktu nanti, orang yang dianggap baik untuk menjaga amanah pun telah khianat pula.
Begitulah gambaran masyarakat kita hari ini. Banyak di antara kita tertipu oleh seseorang yang kelihatannya bisa memikul amanah, tetapi sebenarnya ia adalah seorang penipu.